METODE SIMULASI

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Metode mengajarmerupakan cara yang digunakan guru dalam memebelajarkan siswa agar terjadi interaksi dan proses belajar yang efektif dalam pembelajaran. Setiap metode mengajar  memiliki karakteristik yang berbeda-beda  dalam membentuk pengalaman balajar siswa, tetapi satu dengan yang lainnya saling menunjang.
Dalam kegiatan belajar ini akan dikemukakan tantang konsep, karakteristik, prosedur, keterbatasan, dan keunggulan metode mengajar simulasi yang mungkin banyak digunakan oleh guru.
Penggunaan metode mengajar yang didasarkan pada pembentukan kemampuan siswa, seperti memiliki kreativitas. Setiap metode mengajar memiliki keunggulan dan kekurangan sehingga hal tersebut dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam memilih metode tersebut.Kelemahan-kelemahan metode harus diantisipasi dan dikaji oleh guru agar penggunaannya dapat efektif.
Dalam pengajaran modern teknik ini telah banyak di laksanakan sehingga siswa bisa berperan seperti orang-orang atau dalam keadaan yang  dikehendaki. Simulasi adalah tingkah laku seseorang untuk berlaku seperti orang yang dimaksudkan dengan tujuan agar orang itu merasa dan berbuat sesuatu. Jadi siswa itu berlatih memegang peranan sebagai orang lain. Simulasi mempunyai bermacam-macam bentuk  pelaksanaan ialah : peer-teaching, socialdrama, psikodrama, simulasi game, dan rope playing.[1]
Contohnya : siswa melatih mengajar di depan kelas berperan sebagai guru. Dalam pengajaran konpeksi, siswa berperan sebagai manajer, penggunting bahan, penjahit, penyetrika, pengepak, pengelola keuangan, dan lain-lainnya. Mereka sedang memerankan sekelompok orang yang mengelola konpeksi pakaian.
B. Fokus Kajian
1. Membahas pengertian metode simulasi
2. Membahas tujuan metode simulasi
3. Membahas jenis- jenis metode simulasi
4.Membahas Karakteristik meode simulasi
5. Membahas prosedur metode simulasi
6. Membahas Persyaratan yang mengoptimalkan metode simulasi
7.Membahas  kelemahan dan kelebihan metode simulasi
8.MembahasApa peranan guru dalam metode simulasi









BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Metode Simulasi
·         Pengertian Metode
Metode atau metoda berasal dari bahasa Yunani, yaitu metha dan hodos. Metha berarti melalui atau melewati dan hodos berarti jalan atau cara. Metode berarti jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam bahasa Arab, metode disebut thariqah. Mengajar berarti menyajikan atau menyampaikan pelajaran. Jadi, metode mengajar berarti suatu cara yang harus dilalui untuk menyajikan bahan pengajaran agar tercapai tujuan pengajaran.(Ghunaimah, 1952: 177).
Para ahli memberikan beberapa definisi tentang metode mengajar sebagai berikut:
1.      Hasan Langgulung mengemukakan bahwa metode mengajar adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan pengajaran.
2.      Abd al-Rahman Ghunaimah mendefinisikan metode mengajar dengan cara-cara yang praktis dalam mencapai tujuan pengajaran.
3.      al-Abrasyi mengemukakan pengertian metode mengajar sebagai jalan yang diikuti untuk memberikan pengertian kepada murid-murid tentang segala macam materi dalam berbagai pelajaran.[2]
Metode mengajar yang umum dikenal dalam dunia pendidikan hingga sekarang adalah metode ceramah, metode diskusi, metode eksperimem, metode demonstrasi, metode pemberian tugas, metode sosiodrama, metode drill, metode kerja kelompak, metode tanya jawab, metode proyek, metode bersyarah, metode simulasi, metode model, metode karya wisata, dan sebagainya.
Semua ini dapat dipergunakan berdasarkan kepentingan masing-masing, sesuai dengan pertimbangan bahan. Dengan kata lain, pemilihan dan penggunaan metode tergantung pada nilai efektivitasnya masing-masing. Selama tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip ajaran Islam, metode tersebut boleh dipergunakan dalam pendidikan Islam.[3]
Metode pendidikan Islam adalah cara-cara yang digunakan dalam pengembangan potensi peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan Islam. Karena pengajaran adalah bagian dari pendidikan Islam, maka metode mengajar itu termasuk metode pendidikan. Itu berarti bahwa masih ada metode-metode lain yang dapat digunakan dalam rangka mengembangkan potensi peserta didik.
·         Pengertian Metode Simulasi
Menurut Pusat Bahasa Depdiknas (2005) simulasi   adalah satu metode pelatihan yang memperagakan sesuatu dalam bentuk tiruan (imakan) yang mirip dengan keadaan yang sesungguhnya; simulasi: penggambaran suatu sistem atau proses  dengan peragaan memakai model statistic atau pemeran.
Udin Syaefudin Sa’ud [4], Simulasi adalah sebuah replikasi atau visualisasi dari perilaku sebuah sistem, misalnya sebuah perencanaan pendidikan, yang berjalan pada kurun waktu yang tertentu. Jadi  dapat dikatakan bahwa simulasi itu adalah sebuah model yang berisi seperangkat variabel yang menampilkan ciri utama dari sistem kehidupan yang sebenarnya.   Simulasi memungkinkan keputusan-keputusan yang menentukan bagaimana ciri-ciri utama itu bisa dimodifikasi secara nyata.      
Metode simulasi merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran kelompok.Proses pembelajaran yang menggunakan metode simulasi cenderung objeknya bukan benda atau kegiatan  yang sebenarnya, melainkan kegiatan mengajar yang bersifat pura-pura. Kegiatan simulasi dapat dilakukan oleh siswa pada kelas tinggi di sekolah dasar.[5]
Dalam pembelajaran yang menggunakan metode simulasi, siswa dibina kemampuannya berkaitan dengan keterampilan berinteraksi dan berkomunikasi dalam kelompok. Di samping itu, dalam metode simulasi siswa diajak untuk dapat bermain peran beberapa perilaku yang dianggap sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Metode simulasi merupakan salah satu metode mengajar yang dapat digunakan dalam pembelajaran kelompok. Proses pembelajaran yang menggunakan simulasi cenderung objeknya bukan benda atau kegiatan yang sebenarnya, melainkan kegiatan mengajar yang bersifat pura-pura. Kegiatan simulasi dapat dilakukan oleh siswa pada kelas tinggi di Sekolah Dasar.
Dalam pembelajaran, siswa akan dibina kemampuannya berkaitan dengan keterampilan berinteraksi dan berkomunikasi dalam kelompok. Disamping itu, dalam metode simulasi siswa diajak untuk bermain peran beberapa perilaku yang dianggap sesuai dengan tujuan pembelajaran.
B. Tujuan Metode Simulasi
1.  Melatih keterampilan tertentu baik bersifat profesional maupun bagi kehidupan sehari-hari.
2.   Memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau prinsip.
3.   Melatih memecahkan masalah.
4.   Meningkatkan keaktifan belajar.
5.   Memberikan motivasi belajar kepada siswa.
6.   Melatih siswa untuk mengadakan kerjasama dalam situasi kelompok.
7.   Menumbuhkan daya kreatif siswa.
8.   Melatih siswa untuk mengembangkan sikap toleransi.[6]
C.Jenis- jenis Metode Simulasi
1. Bermain peran (role playing)
Dalam proses pembelajarannya metode ini mengutamakan pola permainan dalam bentuk dramatisasi. Dramatisasi dilakukan oleh kelompok siswa dengan mekanisme pelaksanaan  yang diarahkan oleh guru untuk melaksanakan kegiatan yang telah ditentukan / direncanakan sebelumnya. Simulasi ini lebih menitik beratkan pada tujuan untuk mengingat atau menciptakan kembali gambaran masa silam yang memungkinkan terjadi pada masa yang akan  datang atau peristiwa yang aktual dan bermakna bagi kehidupan sekarang.[7]
2. Sosiodrama
Sosiodrama adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial, permasalahan yang menyangkut hubungan antara manusiaDalam pembelajarannya yang dilakukan oleh kelompok untuk melakukan aktivitas belajar memecahkan masalah yang berhubungan dengan masalah individu sebagai makhluk sosial. Misalnya, hubungan anak dan orangtua, antara siswa dengan teman kelompoknya.
3. Permainan simulasi (Simulasi games)
Dalam pembelajarannya siswa bermain peran sesuai dengan peran yang
ditugaskan sebagai balajar membuat suatu keputusan.

4.   Peer Teaching.
Peer teaching merupakan latihan mengajar yang dilakukan oleh siswa kepada teman-teman calon guru.
D. Karakteristik Metode Simulasi
Sri Anitah [8] memaparkan tentang karakteristik   metode simulasi sebagai berikut:
·         Banyak digunakan pada pembelajaran  PKn, IPS, pendidikan agama dan pendidikan apresiasi.
·         Pembinaan kemampuan bekerja sama, komunikasi, dan interaksi merupakan bagian dari keterampilan yang akan dihasilkan melalui pembelajaran simulasi.
·         Metode ini menuntut lebih banyak aktivitas siswa.
·         Dapat  digunakan dalam pembelajaran berbasis kontekstual, bahan pembelajaran dapat diangkat dari kehidupan sosial, nilai-nilai sosial, maupun masalah-masalah sosial.
E. Prosedur Metode Simulasi
Prosedur metode simulasi yang harus ditempuh dalam pembalajaran adalah sebagai berikut:
1.   Menetapkan topik simulasi yang diarahkan oleh guru
2.  Menetapkan kelompok dan topik-topik yang akan dibahas
3.   Simulasi diawali dengan petunjuk  dari guru tentang prosedur, teknik, dan peran yang dimainkan.
4.  Prosedor pengamatan  terhadap proses, peran, teknik, dan prosedur dapat dilakukan dengan diskusi.
5.  Kesimpulan dan saran dari kegiatan simulasi.
Menurut Suwarna, M.Pd Langkah-langkah yang perlu ditempuh  dalam
melaksanakan simulasi alah:
a.   Menentukan topik serta tujuan  yang ingin dicapai
b.   Memberikan gambaran tentang  situasi yang akan disimulasikan
c.   Membentuk kelompok dan menentukan peran masing-masing
d.   Menetapkan lokasi dan waktu pelaksanaan simulasi
e.   Melaksanakan simulasi
f.   Melakukan penilaian
F. Persyarat Yang Mengoptimalkan Pembelajaran Simulasi
Untuk menunjang efektivitas penggunaan metode simulasi perlu  dipersiapkan kemampuan guru maupun kondisi siswa yang optimal. Dibawah ini dijelaskan tentang kemampuan guru dan  kondisi siswa guna mendukung efektivitas metode simulasi dalam pembelajaran.Kemampuan guru yang harus diperhatikan untuk menunjang metode simulasi di antaranya:
a.  Mampu membimbing siswa dalam mengarahkan teknik, prosedur, dam peran yang akan dilakukan dalam simulasi.
b.   Mampu memberikan ilustrasi.
c.  Mampu menguasai pesan yang dimaksud dalam simulasi tersebut.
d.  Mampu mengamati secara proses simulasi yang dilakukan oleh siswa.
Adapun kondisi dan kemampuan siswa yang harus diperhatikan dalam penerapan metode simulasi adalah:
a.   Kondisi, minat, perhatian dan motivasi siswa dalam bersimulasi.
b.   Pemahaman terhadap pesan yang akan menstimulasikan.
c.   Kemampuan dasar berkomunikasi dan berperan.
G. Kelemahan Dan Kelebihan Metode Simulasi
Sri Anitah,[9]Mengemukakan tentang keunggulan dan kelemahan metode simulasi sebagai berikut:
Keunggulan Metode Simulasi
·         Siswa dapat melakukan interaksi sosial dan komunikasi dalam   kelompoknya.
·         Aktivitas siswa cukup tinggi dalam  pembelajaran sehingga terlibat langsung dalam   pembelajaran.
·         Dapat membiasakan siswa untuk memahami permasalahan sosial (merupakan implementasi pembelajaran yang berbasis kontekstual).
·         Dapat membina hubungan personal yang positif.
·         Dapat membangkitkan imajinasi.
·         Membina hubungan komunikatif dan bekerja sama dalam kelompok.
Kelemahan Metode Simulasi
·         Relatif memerlukan waktu yang cukup banyak.
·         Sangat bergantung pada aktivitas siswa.
·         Cenderung memerlukan pemanfaatan sumber belajar.
·         Banyak siswa yang kurang menyenangi sosiodrama sehingga   sosiodrama tidak efektif.[10]


H. Peranan Guru Dalam Metode Simulasi
Ada empat peranan yang dapat dilakukan guru dalam memimpin dan mengelola simulasi bagi pesrta didik :
 Pertama : Menjelaskan  yakni  peserta didik sebagai pemegang peran perlu memahami garis besar berbagai aturan dari kegiatan atau peralatan yang diperlukan, atau tentang implikasi dari setiap tindakan yang ia lakukan. Dalam hal ini dapat menjelaskan sekedarnya kepada peserta didik, pemahaman peserta didik terhadap pokok kegiatan simulasi serta implikasi-implikasinya akan menjadi lebih jelas setelah pesrta didik melakukannya sendiri atau setelah dilakukan diskusi.
Kedua : Mewasiti dimanan  guru harus membentuk kelompok-kelompok dan membagi peserta didik dalam kelompok atau peran sesuai dengan kemampuan dan keinginan peserta didik.Selain itu guru harus mengawasi partisipasi peserta didik dalam permainan simulasi.
Ketiga : Melatih yaitu guru juga harus bertindak sebagai seorang pelatih yang memberikan petunjuk-petunjuk kepada peserta didik agar mereka dapat berperan dengan baik.
Keempat : Memimpin diskusi  dimana  selama permainan berlangsung guru akan memimpin kelas dalam suasana diskusi, misalnya membicarakan tanggapan peserta didik dan kesukaran yang dijumpai, cara-cara untuk menguji kebenaran permainan dan bagaimana permainan simulasi itu dinyatakan dengan kehidupan yang sebenarnya.[11]



BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penggunaan metode simulasi esensinya menyejikan bahan pelajaran melalui objek atau kegiatan  pembelajaran yang bukan sebenarnya. Pengalaman belajar yang diperoleh dari metode ini meliputi kemampuan kerja sama, komunikatif, dan menginterpretasikan suatu kejadian.
B.       Saran                 
Agar kegiatan belajar mengajar berjalan efektif , maka guru harus mampu memilih metode mengajar yang paling sesuai. Proses pembelajaran akan efektif jika berlangsung dalam situasi dan kondisi yang kondusif, hangat, menarik, menyenangkan, dan wajar.
Oleh karena itu guru perlu memahami berbagai metode mengajar dengan berbagai karakteristiknya, sehingga mampu memilih metode yang tepat dan mampu menggunakan metode  mengajar yang bervariasi sesuai dengan tujuan maupun kompetensi yang diharapkan.







DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi , Strategi Belajar Mengajar, Bandung: CV Pustaka setia, 2005.
Anissatul Mufarrokah, Strategi Belajar Mengajar, Yogyakarta: Teras, 2009.
Anitah, Sri,Strategi Pembelajaran di SD, Jakarta: Universitas Terbuka, 2007.
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Press. 2002.
Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Amzah, 2010.
Dahlan, M.D, Model-model mengajar, Bandung: CV. Diponegoro, 1984.
Muhammad Abdul Qadir Ahmad, Metodologi Pengajaran agama Islam,  Jakarta: Rineka Cipta, 2008.
Muhammad Thiyah, al-Tarbiyyah al-Islamiyah wa Falasifatatuha, Mishr:Isa al-Babiy al-Halabiy wa Syurakah.
Munif Chatib, Gurunya Manusia; Menjadikan semua Anak Istimewa dan semua anak juara, cet VIII, Bandung: kaifa, 2012.
Syaefudin, Udin., Syamsuddin, Abin, Perencanaan Pendidikan Pendekatan
Komprehensif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2005.
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zein, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2006.





[1]Dahlan, M.D, “Model-model mengajar”, (Bandung: CV. Diponegoro, 1984) h. 25.

[2] Muhammad Thiyah, “al-Tarbiyyah al-Islamiyah wa Falasifatatuha”, (Mishr:Isa al-Babiy al-Halabiy wa Syurakah),  h: 257.
[3]Bukhari Umar, “Ilmu Pendidikan Islam” (Jakarta : Amzah, 2010), .180-181.
[4]Syaefudin,Udin,Syamsuddin,Abin, “PerencanaanPendidikanPendekatanKomprehensif” (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2005). h. 129.
[5]Anitah, Sri, “Strategi Pembelajaran di SD”(Jakarta: Universitas Terbuka,2007) h. 22.   
[6] Ibid, h. 24.
[7]Abu Ahmadi (et, al), “Strategi Belajar Mengajar”, (Bandung: CV Pustaka setia, 2005), h. 129.
[8]Anitah, Sri, Ibid, h. 23.
[9]  Ibid, h. 24.
[10]Anissatul Mufarrokah, “Strategi Belajar Mengajar”, (Yogyakarta: Teras, 2009) h. 54.
[11]Armai Arief, “Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam”, (Jakarta: Ciputat Press. 2002), h. 68.

0 komentar:

Posting Komentar