PEMBELAJARAN TEMATIK

BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang

Mendiskusikan dunia pendidikan secara terus menerus meski banyak menguras energi dan pikiran tentunya tidak menjadikan lelah bahkan kebosanan bagi pecinta pendidikan, justru mampu memberikan sensasi tersendiri untuk melalukakn penggalian lebih dalam. Karena sejalan dengan perkembangan jaman, pendidikan terus menyesuaikan dirinya  menuju pada pendidikan yang berkontribusi terhadap sumber daya manusia berkualitas tinggi dan mampu memberi jawaban terhadap perkembangan atau persoalan-persoalan yang dihadapi manusaia. Namun untuk memperoleh kualitas yang baik tentunya tidak terlepas dari adanya faktor-faktor lain yang mendudkungnya, misalnya; sarana gedung, buku yang berkualitas dan guru serta tenaga kependidikan yang profesional[1]
Diantara ketiga faktor tersebut tentunya guru  berada dalam posisi yang urgen. Dalam konteks pendidikan guru mempunyai peranan yang besar dan strategis, sebab gurulah yang berada di barisan paling depan dalam pelaksanaan pendidikan, berhadapan secara langsung dengan peserta didik untuk mentransformasi ilmu pengetahuan dan teknologi sekaligus mendidik dengan nilai-nilai luhur melalui bimbingan dan keteladanan[2]
Dalam peranannya ini sudah menjadi keharusan bagi seorang guru untuk memeliki aneka ragam pengetahuan, ketrampilan keguruan, kreatif, inovatif dan lain sebagainya. Termasuk kemampuannya dalam menguasai proses belajar mengajar (metode pembelajaran), misalnya dalam penggunaan metode pembelajaran tematik yang menjadi pokok bahasan pada makalah ini. 




BAB II

B.     PENGERTIAN PEMBELAJARAN TEMATIK.
Upaya untuk menigkatkan kualitas pendidikan terus dilakukan (restrukturisasi pendidikan)[3] baik dalam sektor kurikulum, pemerintah, hubungan dengan masyarakat atau lingkungan , bahkan kualitas guru juga terus ditingkatkan. Karena guru memiliki peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Terlebih guru juga dituntut untuk lebih kaya dalam menguasai metode pembelajaran. Diantara metode-metode tetsebut adalah metode pembelajaran tematik[4]
.Dalam mengawali pembahasan tentang pembelajaran tematik, di makalah ini terlebih dahulu akan disuguhkan tentang pengertian dari pokok pembahasan untuk menghindari kesalah pahaman dan juga untuk mempermudah fokus pendiskusian. Pembelajaran tematik juga biasa disebut dengan pembelajaran terpadu, karena konsep ini telah menggabungkan dari beberapa bidang studi atau mata pelajaran dalam satu tema dengan tujuan pembelajaran akan menjadi lebih menarik dan kaya pengetahuan.
Tema merupakan alat  untuk mengenalkan berbagai konsep kepada anak didik secara utuh. Dalam pembelajaran tema diberikan dengan maksud menyatukan isi kurikulum[5] dalam satu kesatuan yang utuh, memperkaya perbendaharaan bahasa anak didik dan membuat pembelajaran lebih bermakna. Argumentasi yang dibangun dalam pembelajaran yang menggunakan tema, dimaksudkan agar anak didik mampu mengenal berbagai konsep secara mudah dan jelas[6]. Pembelajaran tematik merupakan suatu strategi pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakana kepada siswa atau dengan bahasa yang singkat pembelajaran tematik ini merupakan pembelajaran yang memadukan beberapa mata pelajaran atau bidang studi dalam satu tema. Keterpaduan tersebut dapat dilihat dari aspek proses atau  waktu, kurikulum, dan aspek belajar mengajar. Jadi dari berbagai penjelasan di atas yang dimaksud dengan pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema sebagai pemerasatu materi dalam beberapa mata pelajaran sekaligus dalam satu kali tatap muka.
Selain pengertian di atas, masih ada beberapa pengertian-pengertian terhadap pembelajaran tematik, seperti yang dijelaskan oleh tim pengembang PGSD dalam pembelajaran terpadu D-II PGSD. Adapun pengertian-pengartian tersebut sebagai berikut[7]
1.      Pemebelajaran yang berangkat dari suatu tema tertentu sebagai pusat perhatian yang digunakan untuk memahami gejala-gejala dan konsep-konsep, baik yang berasal dari bidang studi yang bersangkutan maupun dari bidang studi lainnya.
2.      Suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai bidang studi atau mata pelajaran yang mencerminkan dunia riil di sekeliling dan dalam rentang kemampuan dan perkembangan anak.
3.      Suatu cara untuk mengembangkan pengatahuan dan keterampilan anak secara simultan.
4.      Menggabungkan suatu konsep dalam beberapa bidang studi atau mata pelajaran yang berbada dengan harapan anak akan belajar lebih baik dan bermakana.

B.      RUANG LINGKUP PEMBELAJARAN TEMATIK.

Pembelajaran tematik tidak bisa diterapakan pada semua tingkatan kelas serta seluruh bidang studi, ada batasan-batasan tersendiri atau ruanglingkup tersendiri yang menjadi sasaran pembelajaran tematik, baik tingkatan kelas atau bidang studi. Adapaun ruanglingkup tersebut adalah sebagai berikut: pada tingkatan kelas tematik diberikan pada kelas I-III sekolah dasar dan pada bidang studi pada bahasa Indonesia, matematika, ilmu pengetahuan alam, pendidikan kewarganegaraan, ilmu pengetahuan social, kerajinan tangan dan kesenian, serta pendidikan jasmani.



BAB III

KARAKTERISTIK DAN RAMBU- RAMBU PEMBELAJARAN TEMATIK.

Adapun karakteristik pembelajaran tematik yang menjadi pembeda dengan pembelajaran yang lain adalah sebagaimana berikut[8]
1.       Berpusat pada peserta didik. Maksudnya, pembelajaran berpusat pada siswa (student centered), hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subyek belajar,sedangkan posisi guru lebih banyak memposisikan dirinya sebagai fasilitator.
2.    Memberikan pengalaman langsung pada peserta didik (direct experiences); dengan pengalaman langsung, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata sebagai dasar untuk memehami hal-hal yang lebih abstrak.
3.    Pemisahan antara mata pelajaran tidak begitu nyata dan jelas; maksudnya, focus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.
4.    Menyajikan suatu konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan hal ini siswa diharapkan mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh serta untuk membantu permasalahan siswadalam kehidupan sehari-hari.
5.    Fleksibel atau luwes, dalam artian ini bahan ajar dalam satu mata pelajaran dapat dikaitkan dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan dapat dikaitkan dengan lingkungan tempat sekolah dan siswa berada.
6.    Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa, sebab siswa diberikan kesempatan untuk mengoptimalakan potensinya sesuai dengan keinginannya.
7.    Menggunakan prinsip belajar sambil bermain, sehingga proses pembelajaran terasa lebih menyenangkan.
Selain terdapat karakteristik, dalam pembelajaran ini juga terdapat rambu-rambu yang harus diperhatikan.
1.         Tidak semua pelajaran harus dipadukan.
2.         Dimungkinkan terjadi penggabungan kopentensi dasar linats semester.
3.         Kopetensi dasar yang tidak dapat dipadukan, tidak boleh dipaksakan untuk dipadukan, melainkan disajikan secara tersendiri.
4.         Kompetensi dasar yang tidak tercakup pada tema tertentu harus tetap diajarkan dengan cara melalui tema lain atau secara tersendiri.
5.         Kegiatan pembelajran ditekankan pada kemmpuan membaca, menulis, berhitung, dan penanaman nilai-nilai moral.
6.         Tema-tema yang dipilih disesuaikan dengan karakteristik siswa, lingkungan, dan daerah setempat.


A.     PRINSIP DAN LANGKAH PEMILIHAN TEMA.
“Tema”, sudah menjadi titik poin dalam pembelajaran tematik[9], karena tema memiliki fungsi untuk memadukan beberapa mata pelajaran. Maka dari itu dalam menentukan tema harus benar-benar dilakukan secara hati-hati agar tema tersebut mampu memadukan beberapa mata pelajaran maupun kompetensi dasar dengan memperhatikan prinsip dan langkah-langkah sebagai berikut[10]:
1.                  Kedekatan, artinya tema hendaknya dipilih mulai dari tema yang terdekat dengan kehidupan anak didik, kemudian tema yang semakin jauh dari kehidupan.
2.                  Kesederhanaan, tema hendaknya dipilih dari tema-tema yang sederhana, baru kemudian ke tema-tema yang lebih rumit.
3.                  Kemenarikan tema dipilih mulai dari yang menarik minat anak didik, yang kemudian bisa dilanjutkan pada tema-tema yang kurang menarik.
4.                  Keinsidentalan, hal ini memiliki pengertian bahwa peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitar tempat pembelajaran berlangsung hendaknya dimasukkan atau dikaitkan dalam pembelajaran meskipun peristiwa tersebut tidak sesuai dengan tema yang sedang diajarkan.
       Langkah-langkah:
1.                  Mengidentifikasi tema yang sesuai dengan hasil belajar dan indicator dalam kurikulum.
2.                  Menata dan mengurutkan tema berdasarkan prinsip-prinsip pemilihan tema.
3.                  Menjabarkan tema kedalam sub-sub tema dengan tujuan tema tidak terlalu luas.
4.                  Memilih subtema yang sesuai.
Berikut ini adalah salah satu contoh-contoh jaringan tema yang melibatkan beberapa mata pelajaran[11] Berikut ini adalah salah satu contoh-contoh jaringan tema yang melibatkan beberapa mata pelajaran[12]

Matematika
1.    Menentukan waktu (pagi, siang, sore, malam), hari, dan jam.
2.    Menentukan lama suatu kejadian berlangsung.
3.    Mengenal panjang suatu benda melalui kalimat sehati-hari

IPA
1.    Mengenai bagian-bagian tubuh dan kegunaannya serta cara merawatnya.
2.    Mengidentifikasi kebutuhan tubuh agar tumbuh sehat dan kuwat.
3.    Membiasakan hidup sehat

PPKN
1.    Menjelaskan perbedaan jenis kelamin, agama,dan suku bangsa.


 








                                                             

 



B.      LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN PEMBELAJARAN TEMATIK
Untuk mengaplikasikan pembelajaran tematik ada beberapa panduan langkah-langka yang dapat dijadikan pedoman guna mempermudak persiapan pembelajaran pertama: pemetaan kompetensi dasar; pada bagian ini perlu dilakukan karenauntuk memperoleh gambaran menyeluruh dari semua standar kompetensi dan kompetensi dasar dari beberapa mata pelajaran yang dipadukan. Dalam pemetaan ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu[13]
a.    Mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat di tiap-tiap materi pelajra, berikutnya mengidentifikasi kompetensi dasar dari beberapa mata pelajaran yang dapat dipadukan, dan selanjutnya baru menentukan tema sebagai pemersatu.
b.    Menetapkan tema-tema terlebih dahulu kemudian mengidentifikasi kompetansi dasar dari beberapa mata pelajaran yang cocok dengan tema yang dipilih.
Kedua: menetapkan jaringan tema, dalam artian menhubungkan kompetensi dasar dengan tema oemersatu dan mengembangkan indicator pencapaiannya untuk setiap kompetensi dasar yang terpilih. Ketiga: penyusunan silabus. Keempat: penyusunan rencana pembelajaran, adalah menjabarkan silabus ke dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memiliki beberapa komponen sekaligus menjadi pembeda dari RPP pembelajaran diluar pembelajaran tematik. Kompenen tersebut meliputi :
a.    Identitas mata pelajaran ( nama pelajaran yang akan dipadukan, kelas, semester, dan alokasi waktu).
b.    Kompetensi dasar dan indicator yang ingin dicapai.
c.    Materi pokok beserta uraiannya.
d.    Strategi pembelajaran.
e.    Alat, media, dan sumber bahan pembelajaran.
f. Penilaian dan tindak lanjut.
Kelima: pengelolaan kelas, ini juga menjadi bagian penting untuk diperhatikan dalam pembelajaran tematik agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan optimal. Ruang kelas dapat diatur sedemikian rupa sesuai dengan tema yang sedang dilaksanakan, semisal tema yang dipelajari berkaitan dengan jenis-jenis binatang, maka kelas perlu dilengkapi dengan bebrapa gambar hewan (sapi, kembau, harimu, kera, kucing, buaya dan lain sebagainya). Setting bangku peserta didik juga dapat dirubah-rubah sesuai dengan selera; tempat duduk peserta didik tidak harus du kursi, melaikan bisa di karpet bergambar atau tikar; proses belajar tidak harus di ruang kelas, melainkan bisa di luar kelas; dinding kelas juga bisa dimanfaatkan untuk memajang hasil-hasil karya anak didik (lukisan, kerajinan, dll)
.
C.      MENETAPKAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR.

Dalam mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
a.    Urutan berdasarkan herarki konsep disiplin ilmu dan atau tingkat kesulitan materi.
b.    Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran.
c.    Keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.
Kompetensi dasar berisi mengenai pengethuan, ketrampilan, dan sikap yang harus dikuasai siswa dan siswi dalam rangka pencapaian standar kompetensi pada masing-masing mata pelajaran yang akan dipadukan. Di bawah ini contoh rumusan Setandar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran untuk siswa kelas I SD/MI pada semester I[14]

Mata pelajaran : Kewarganegaraan
Kelas/semester : satu/satu
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
1.   Menerapkan hidup rukun dalam perbedaan
1.1         Menjelaskan perbedaan jenis kelamin, agama, dan suku bangsa.
1.2        Memberikan contoh hidup rukun melalui kegiatan di rumah dan di sekolah.
1.3      Menerapkan hidup rukun di sekolah dan rumah.
2.   Membiasakan tertib di rumah dan di sekolah
2.1         Menjelaskan pentingnya tata tertib di rumah dan di sekolah.
2.2         Melaksanakan tata tertib di rumah dan di sekolah.

Mata pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/semester : satu/satu
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Mendengarkan
1.      Memahami bunyi bahasa, perintah, dan dongeng yang dilisankan
1.1  membedakan berbagai bunyi bahasa.
1.2  Melaksanakan sesuatu sesuai dengan perintah atau petunjuk sederhana.
1.3  Menyebutkan tokoh-tokoh dalam cerita.
Berbicara
2.      Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara lisan dengan perkenalan dan tegur sapa, pengenalan benda dan anggota tubuh, dan deklamasi.
2.1  memperkenalkan dirisendiri dengan kalimat sederhada dan santun.
2.2  Menyapa orang lain dengan menggunakan kalimat sapaan yang tepan dan santun.
2.3  Mendeskripsikan benda-benda di sekitar dan fungsi anggota tubuh dengan kalimat sederhana.
2.4  Mendeklamasikan puisi anak dengan dengan lafal dan intonasi yang sesuai.
Membaca
3.      Memahami teks pendek dengan membaca nyaring.
3.1  membaca nyaring suku kata dan kata dengan lafal yang tepat.
3.2  Membaca nyaring kalimat sederhana dengan lafal dan intonasi yang tepat.
Menulis
4.      Menulis permulaan dengan menjiplak, menebalkan, mencontoh, melengkapi, dan menyalin.
4.1  menjiplak berbagai bentuk gambar, lingkaran, dan huruf.
4.2  Menebalkan berbagai bentuk gambar, lingkaran, dan huruf.
4.3  Mentoh huruf, kata, kalimat sederhana dari buku atau papan tulis dengan benar.
4.4  Melengkapi kalimat yang belum selesai berdasarkan gambar.
4.5  Menyalin puisi anak sederhana dengan huruf lepas.

Mata pelajaran : Matematika
Kelas/semester : satu/satu
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Bilangan
1.      Melakukan penjumlahan dan mengurangi bilangan sampai 20
1.1  mebilang banyak benda.
1.2  Mengurutkan banyak benda.
1.3  Melakukan penjuml;ahan dan pengurangan bilangan sampai 20.
1.4  Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan sampai 20.
Geometri dan pengukuran
2.      Menggunakan pengukuran waktu dan panjang.
2.1  menentukan waktu 9pagi, siang, sore, malam), hari, dan jam (secara bulat).
2.2  Menentukan lama suatu kejadian berlangsung.
2.3  Mengenal panjang suatu benda melalui kalimat sehari-hari 9pendek,panjang) dan membandingkannya.
2.4  Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan waktu dan panjang.
3.      mengenal bebrapa bangun ruang.
3.1  mengelompokkan bebrabgai bangun ruang (balok, prisma, tabung, bola, dan kerucut).
3.2  Menentukan urutan benda-benda ruang yang sejenis menurut besarnya.

Mata pelajaran : IPA
Kelas/semester : satu/satu
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Makhluk hidup dan proses kehidupan
1.      Mengenal anggota tubuh dan kegunaaannya, serta cara perawatannya.
1.1  mengenal bagian-bagain tubuh dan kegunaannya serta perawatannya.
1.2  Mengidentifikasi kebutuhan tubuh agar tumbuh sehat dan kuat (maka, air, pakaian, udara, lingkungan sehat).
1.3  Membiasakan hidup sehat.
2.      Mengenal cara merawat lingkungan agar tetap sehat.
2.1  mengenal cara menjga lingkungan agar tetap sehat.
2.2  Membedakan lingkungan sehat dengan lingkungan tidak sehat.
2.3  Menceritakan perlunya merawat tanaman, hewan peliharaan, dan lingkungan sekitar.
Benda dan sifatnya
3.      Mengenal berbagai sifat benda dan kegunaanya melalui pengamatan perubahan bentuk benda.
3.1  mengidentifikasi benda yang adadi lingkungan sekitar berdasarkan cirinya melalui pegamatan.
3.2  Mengenal benda yang dapat diubah bentuknya.
3.3  Mengidentifikasi kegunaan benda di lingkungan sekitar.

Mata pelajaran : IPS
Kelas/semester : satu/satu
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
1.      Memahami identitas diri dan keluarga, serta sikap saling menghormati dalam kemajemukan keluarga.
1.1  mengidentifikasi identitas diri, keluarga, dan kerabat.
1.2  Menceritakan pengalaman diri.
1.3  Menceritakan kasih saying antar anggota keluarga.
1.4  Menunjukkan sikap hidup rukun dalam kemajemukan keluarga.

Mata pelajaran : Seni budaya dan ketrampilan
Kelas/semester : satu/satu
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Seni rupa
1.      Megapresiasi karya seni rupa
1.1  mengidentifikasi unsur rupa pada benda di alam sekitar.
1.2  Menunjukkan sikap apresiatif terhadap unsur rupa pada benda di alam.
2.      Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa.
2.1  engekspresikan diri melalui gambar ekspresif.
2.2  Mengekspresikan diri melalui teknik mengguntuing/menyobek.
Seni music
3.      Mengapresiasi karya seni music
3.1  Mengedentifikasi unsut/elemen music dari berbagai sumber bunyi yang dihasilkan tubuh manusia.
3.2  Mengelompokkan bunyi berdasarkan sumber bunyi yang dihasilkan tubuh manusia.
3.3  Menunjukkan sikap apresiatif terhadap sumber bunyi yang dihasilkan tubuh manusia.
4.      Mengekspresikan diri melalui karya seni music.
4.1  Menampilkan permainan pola irama sederhana.
4.2  Mengekspresikan diri melalui vocal.
4.3  Mengekspresikan diri melalui alan music atau sumber bunyi yang dihasilkan tubuh manusia.
4.4  Melafalkan lagu anak-anak.
4.5  Menyanyikan lagu anak-anak secara individu, kelompok atau klasikal.
Seni tari
5.      Mengapresiasi karya seni tari.
5.1  Mengidentifikasi fungsi tubuh dalam melaksanakan gerak di tempat.
5.2  Menampilkan gerak tari menurut tingkatan tinggi rendah.
5.3  Menunjukkan sikap apresiatif terhadap gerak tari menurut tingkatan tinggi rendah.
6.      Mengekspresikan diri melalui karya seni tari.
6.1  Menanggapi rangsangan bunyi dengan gerakan spontan.
6.2  Menampilkan unsur gerak tari di depan penonton.

Mata pelajaran :Penjaskes
Kelas/semester : satu/satu
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
1.      Mempraktekkan gerak dasar kedalam permainansederhana/aktivitas jasmani dan nilai yang terkandung di dalamnya.
1.1  mempratekkan gerak dasar jalan, lari, dan lompat dalam permainan, serta nilai spontanitas, kejujuran kerja sama, toleransi, dan percaya diri.
1.2  Mempratekkan gerak dasar memutar, mengayun, atau enekuk dalam permainan, serta nilai spontanitas, kejujuran kerja sama, toleransi, dan percaya diri.
1.3  Mempratekkan gerak dasar lempar tangkap dan sejenisnya dalam permainan, serta nilai spontanitas, kejujuran kerja sama, toleransi, dan percaya diri.
2.      Mendemontrasikan sikap tubuh dalam berbagai posisi.
2.1  Mendemontrasikan sikap tubuh dalam posisi berdiri.
2.2  Mendemontrasikan sikap tubuh dalam posisi berjalan.
3.      Mempratekkan senam lantai sederhana tanpa alat dan nilai yang terkandung di dalamnya.
3.1  mempratekkan gerak keseimbangan statis tanpa alat, serta nilai percaya diri dan disiplin.
3.2  mempratekkan gerak keseimbangan dinamis tanpa alat, serta nilai percaya diri dan disiplin.
4.      Mengungkapkan perasaan melalui gerak berirama dan nilai yang terkandung di dalamnya
4.1  mempratekkan gerak bebas berirama tanpa menggunakan music dan nila disiplin dan kerja sama.
4.2  mempratekkan gerak bebas berirama menggunakan music dan nila disiplin dan kerja sama.
5.      Menerapkan budaya hidup sehat.
5.1  Menjaga kebersihan diri yang meliputi kuku dan kulit.
5.2  Mengenal pentingnya imunisasi.

















BAB IV

E.      LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN PEMBELAJARAN TEMATIK

Untuk mengaplikasikan pembelajaran tematik ada beberapa panduan langkah-langka yang dapat dijaikan pedoman guna mempermudak persiapan pembelajaran pertama: pemetaan kompetensi dasar; pada bagian ini perlu dilakukan karenauntuk memperoleh gambaran menyeluruh dari semua standar kompetensi dan kompetensi dasar dari beberapa mata pelajaran yang dipadukan. Dalam pemetaan ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu[15]
a.    Mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat di tiap-tiap materi pelajaran, berikutnya mengidentifikasi kompetensi dasar dari beberapa mata pelajaran yang dapat dipadukan, dan selanjutnya baru menentukan tema sebagai pemersatu.
b.    Menetapkan tema-tema terlebih dahulu kemudian mengidentifikasi kompetansi dasar dari beberapa mata pelajaran yang cocok dengan tema yang dipilih.
Kedua: menetapkan jaringan tema, dalam artian menhubungkan kompetensi dasar dengan tema oemersatu dan mengembangkan indicator pencapaiannya untuk setiap kompetensi dasar yang terpilih. Ketiga: penyusunan silabus. Keempat: penyusunan rencana pembelajaran, adalah menjabarkan silabus ke dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memiliki beberapa komponen sekaligus menjadi pembeda dari RPP pembelajaran diluar pembelajaran tematik. Kompenen tersebut meliputi :
a.    Identitas mata pelajaran ( nama pelajaran yang akan dipadukan, kelas, semester, dan alokasi waktu).
b.    Kompetensi dasar dan indicator yang ingin dicapai.
c.    Materi pokok beserta uraiannya.
d.    Strategi pembelajaran.
e.    Alat, media, dan sumber bahan pembelajaran.
f. Penilaian dan tindak lanjut.
Kelima: pengelolaan kelas, ini juga menjadi bagian penting untuk diperhatikan dalam pembelajaran tematik agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan optimal. Ruang kelas dapat diatur sedemikian rupa sesuai dengan tema yang sedang dilaksanakan, semisal tema yang dipelajari berkaitan dengan jenis-jenis binatang, maka kelas perlu dilengkapi dengan bebrapa gambar hewan (sapi, kembau, harimu, kera, kucing, buaya dan lain sebagainya). Setting bangku peserta didik juga dapat dirubah-rubah sesuai dengan selera; tempat duduk peserta didik tidak harus du kursi, melaikan bisa di karpet bergambar atau tikar; proses belajar tidak harus di ruang kelas, melainkan bisa di luar kelas; dinding kelas juga bisa dimanfaatkan untuk memajang hasil-hasil karya anak didik (lukisan, kerajinan, dll)
.
C.      MENETAPKAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR.

Dalam mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
a.    Urutan berdasarkan herarki konsep disiplin ilmu dan atau tingkat kesulitan materi.
b.    Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran.
c.    Keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.
Kompetensi dasar berisi mengenai pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang harus dikuasai siswa dan siswi dalam rangka pencapaian standar kompetensi pada masing-masing mata pelajaran yang akan dipadukan. Di bawah ini contoh rumusan Setandar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran untuk siswa kelas I SD/MI pada semester I[16]

















BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema sebagai pemerasatu materi dalam beberapa mata pelajaran sekaligus dalam satu kali tatap muka.
Prinsip dalam menentukan tema pada pembelajaran tematik.
a.    Kedekatan.
b.    Kesederhanaan.
c.     Kemenarikan.
d.    Keinsidentalan.
Langkah-langkah dalam menyusun pembelajaran tematik
a.       Pemetaan kompetensi dasar.
b.      Penetapan jaringan tema.
c.       Penyusunan silabus.
d.      Penyusunan RPP.
e.       Pengelolaan kelas
Jika terdapat kompetensi dari bebrapa mata pelajaran yang belum dapat dipadukan, maka kompetensi tetap harus diajarkan dengan cara tersendiri atau menggunakan teama yang lain.
















DAFTAR PUSTAKA.

Aziz, Abd, Filsafat Pendidikan Islam: Sebuah Gagasan Membangun Pendidikan Islam, (Surabaya: eLKAF, 2006).
Basri, Hasan dan Beni Ahmad Saebani, Ilmu Pendidikan Islam Jilid Ii, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2010).
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional; Menciptakan Pembelajaran Kreatif Dan Menyenangkan, ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009).
Hamalik, Oemar, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009).
Kunandar, Guru Professional; Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2007).
Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009).
Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam, (Surabaya: PSAPM, 2004).
Trianto, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik: Bagi Anak Usia Dini TK/RA dan Anak Usia Kelas Awal SD/MI, (Jakarta: Kencana, 2011)
Usman, Moh Uzer, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT remaja Rosdakarya, 2009).







 1Tiga faktor tersebut dikutip dari hasil wawancara antara mantan Menteri Pendidikan Nasional (Wardiman Djoyonegoro) dengan Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) pada tanggal 16 Agustus 2004. Lihat E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional; Menciptakan Pembelajaran Kreatif Dan Menyenangkan, ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), Cet. VIII, h. 1.
 2 Kunandar, Guru Professional; Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2007), h. v.
[3] Restrukturisasi pendidikan adalah memperbaiki pola hubungan sekolah dengan lingkungannya, dengan pemerintah, pola pengembangan perencanaan serta pengembangan manjerialnya, pemberdayaan guru dan model-model pembelajaran. Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), cet. VI, h. 3.
[4]Guru juga sebagai demonstator, sebagai pengelola kelas, sebagai mediator atau fasilitator, dan juga sebagai evaluator.  Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT remaja Rosdakarya, 2009), cet. XXIII, h. 9-11.
[5] Sebenarnya cukup banyak pengertian tentang kurikulum, namun belakangan ini kurikulum yang lebih dikenal adalah kurikulum berbasis kompetensi, yaitu kurikulum yang berorientasi pada hasil dan dampak yang diharapkan muncul pada diri peserta didik melalui serangkaian pengalaman belajar yang bermakna dan keberagaman yang dapat dimanifestasikan sesuai dengan kebutuhannya. Kurikulum ini lebih menekankan pada kompetensi pertanyaan apa yang dapat diketahui, disikapi, atau dilakukan siswa. Hasan Basri dan Beni Ahmad Saebani, Ilmu Pendidikan Islam Jilid Ii, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2010), h. 177-178. Lihat juga, Abd. Aziz, Filsafat Pendidikan Islam: Sebuah Gagasan Membangun Pendidikan Islam, (Surabaya: eLKAF, 2006), h. 136. Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam, (Surabaya: PSAPM, 2004), Cet. II, h. 182.
[6] Kunandar, 311.
[7] Ibid, 312.
[8] Ibid, h.313-314.
                9.Hampir ada kemiripan antara pembelajaran tematik dengan pembelajaran advokat, keduanya sama-sama menekankan pembelajran yang melibatkan peserta didik secara penuh (student cencered), pembelajaran odvokasi juga menuntut peserta didik untuk menggunakan berbagai ketrampilan, seperti menganalisis, berbicara, mendengar, dll. Pengajaran ini juga menggunakan topic tertentu dalam pembelajaran, akan tetapi tidak memadukan dari berbagai mata pelajaran. Lebih jelas tentang pembelajaran odvokad lihat Oemar hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), cet. 9, h. 228.
[10] Kunandar, h.315-316.
[11]Trianto, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik: Bagi Anak Usia Dini TK/RA dan Anak Usia Kelas Awal SD/MI, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 238.
[12] Trianto, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik: Bagi Anak Usia Dini TK/RA dan Anak Usia Kelas Awal SD/MI, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 238.
[13] Kunandar h.317-326.
[14] Trianto, h. 335-339.
[15] Kunandar,…h., 317-326.
[16] Trianto, h. 335-339.

0 komentar:

Posting Komentar