KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan Taufik dan hidayah-Nya
kepada kita semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat dan salam selalu kita
curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw beserta keluarga, sahabat dan
pengikut beliau hingga akhir zaman.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada bapak Dosen DR. Idris, M. Ed yang telah memberikan
pengetahuan,arahan dan bimbingan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
tugas ini dengan baik dan tepat pada waktunya dengan judul “ Metode Ceramah
dalam Pendidikan Islam”.
Penulis menyadari bahwa dalam tulisan ini masih terdapat banyak kekurangan,
baik dari segi penulisan maupun isi dari makalah ini. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif dan membangun
demi kesempurnaan makalah ini. Sehingga
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Pekanbaru, Mei 2014
Penulis
Fitri
Yafrianti
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Agar tujuan dalam proses belajar mengajar dapat
tercapai secara efektif dan efisien, keampuan seorang pendidik dalam menguasai
materi saja tidaklah mencukupi. Disamping penguasaan materi, seorang pendidik
juga harus memiliki kemampuan untuk mengelolah proses belajar mengajar dengan
baik, yaitu melalui berbagai teknik atau metode penyampaian materi yang tepat
dalam proses belajar mengajar sesuai dengan materi yang diajarkan dan kemampuan
anak didik yang menerima materi.
Sebagaimana kita tahu, bahwa metode mengajar
merupakan sasaran interaksi antara guru dengan siswa dalam kegiatan belajar
mengajar. Dengan demikian, yang perlu diperhatikan adalah ketepatan sebuah
metode mengajar yang dipilih dengan tujuan, jenis dan sifat materi pelajaran,
serta kemampuan guru dalam memahami dan melaksanakan metode tersebut. Guru
hendaknya cermat dalam memilih dan menggunakan metode mengajar terutama yang
banyak melibatkan siswa secara aktif. Belajar mengajar merupakan kegiatan yang
komplek. Oleh karenanya, maka hampir tidak mungkin untuk menunjukkan dan
menyimpulkan bahwa suatu metode belajar mengajar tertentu lebih unggul dari
pada metode belajar mengajar yang lain dalam usaha mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, penulis tertarik membahas tentang metode ceramah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Metode Ceramah?
2. Apa Kelemahan dan Kelebihan Metode Ceramah?
3. Bagaimana Pelaksanaan Metode Ceramah?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Metode Ceramah
Istilah metode berasal dari dua kata yaitu meta
dan hodos. Meta berarti"Melalui" dan hodos
berarti "Cara". dengan demikian, metode dapat berarti jalan atau
cara yang harus dilalui untuk mencapai sebuah tujuan. Selain itu, ada juga yang
mengatakan bahwa Meted adalah suatu sarana untuk menemukan, menguji dan
menyusun data yang diperlukan bagi pengembangan disiplin
tersebut.
Ceramah merupakan salah satu metode mengajar
yang paling banyak digunakan dalam proses belajar mengajar. Metode ceramah ini
dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik secara
langsung atau dengan cara lisan. Penggunaan metode ini sifatnya sangat praktis
dan efisien bagi pemberian pengajaran yang bahannya banyak dan mempunyai banyak
peserta didik. Metode ceramah merupakan cara mengajar yang paling tradisional
dan telah lama dijalankan dalam sejarah pendidikan, oleh karena itu metode ini
boleh dikatakan sebagai metode pengajaran tradisional karena sejak
dulu metode ini digunakan sebagai alat komunikasi guru dalam
menyampaikan materi pelajaran.
Metode ini sejak dulu sudah digunakan dalam
mengembangkan dan mendakwakan agama Islam baik Nabi Muhammad saw maupun para
Sahabat-sahabatnya. Allah sendiri
sesungguhnya telah mengenalkan model pengajaran semacam ini kepada Rasulullah
sebagaimana firmanNya:[1]
!$¯RÎ)
çm»oYø9t“Rr&
$ºRºuäöè%
$wŠÎ/ttã
öNä3¯=yè©9
šcqè=É)÷ès?
ÇËÈ ß`øtwU
Èà)tR
y7ø‹n=tã
z`|¡ômr&
ÄÈ|Ás)ø9$#
!$yJÎ/
!$uZø‹ym÷rr&
y7ø‹s9Î)
#x‹»yd
tb#uäöà)ø9$#
bÎ)ur
|MYà2
`ÏB
¾Ï&Î#ö7s%
z`ÏJs9
šúüÎ=Ïÿ»tóø9$#
ÇÌÈ
Artinya :
Seseungguhnya kami menurunkan berupa Al Quran dengan
berbahasa arab, agar kamu memahaminya. Kami menceritakan kepadamu kisah yang
paling baik dengan mewahyukan Al Quran ini kepadamu, dan sesungguhnya kamu
sebelum ( kami mewahyukan ) nya adalah termasuk orang – orang yang belum
mengetahui. ( QS. Yusuf: 2 – 3 )
Ceramah
merupakan penuturan bahan pelajaran secara lisan. Metode ini tidak selalu jelek
bila penggunaannya betul-betul disiapkan dengan baik didukung dengan alat dan
media serta memperhatikan batas-batas kemungkinan penggunaannya.[2]Metode
ceramah adalah metode yang paling banyak disukai oleh kebanyakan guru, karena
paling mudah mengatur kelas maupun mengorganisirnya. Bila guru dalam
menyampaikan pesan (dalam hal ini materi pelajaran) dilakukan secara lisan
kepada siswa, maka guru tersebut telah dapat dikatakan memberi ceramah.[3]
Metode
konvensional yang digunakan pada umumnya adalah metode ceramah, siswa hanya
mencatat dan menghafalkan konsep-konsep yang dijelaskan guru. Dalam metode ini
siswa tidak diberi kesempatan untuk menemukan sendiri konsep-konsep tersebut.[4]Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang
pengertian metode ceramah, dapat kita lihat beberapa defenisi yang dikemukakan
oleh para ahli yaitu:
1. Menurut Suryono: Metode ceramah adalah Penuturan atau penjelasan guru
secara lisan, di mana dalam pelaksanaanya guru dapat menggunakan alat bantu
mengajar untuk memperjelas uraian yang disampaikan kepada murid-muridnya.[5]
2. Menurut Roestiyah N.K: Metode ceramah adalah Suatu cara mengajar yang
digunakan untuk menyampaikan keterangan atau informasi atau uraian tentang
suatu pokok persoalan serta masalah secara lisan.[6]
3. Menurut Team Didaktik Metodik: “Metode ceramah adalah Penerangan dan
penuturan secara lisan oleh guru terhadap kelas”.[7]
4. Menurut Sumantri dan Permana yang dikutip oleh Baso Intang
Sappaile, menyatakan bahwa metode ceramah adalah metode yang paling populer dan
banyak dilakukan guru, selain mudah penyajiannya, juga tidak banyak memerlukan
media. Metode ceramah merupakan suatu metode penyampaian informasi, dimana guru
berbicara memberi materi ajar secara aktif dan peserta didik mendengarkan atau
menerimanya.[8]Metode
ceramah atau kuliah (lecture) merupakan suatu cara belajar mengajar dimana
bahan disajikan oleh guru secara monologue (sologuy) sehingga
pembicaraan lebih besifat satu arah (one way communication). Adapun siswa yang
memiliki keterbatasan dalam memperhatikan, mendengar, mencamkan, mencatat,
diberi kesempatan menjawab dan atau mengemukakan pertanyaan.[9]
5. Menurut Muhibbin Syah, metode ceramah ialah sebuah metode mengajar
dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah
siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Dalam hal ini guru biasanya
memberikan uraian mengenai topik (pokok bahasan) tertentu ditempat tertentu dan
dengna alokasi waktu tertentu. Metode ceramah atau kuliah (lecture method)
adalah sebuah cara melaksanakan pengajaran yang dilakukan guru secara monolog
dan hubungan satu arah (one way communication). Aktifitas siswa dalam
pengajaran yang menggunakan metode ini hanya menyimak sambil sesekali mencatat.
Meskipun begitu, para guru yang terbuka terkadang memberi peluang bertanya
kepada sebagian kecil siswanya. Metode ceramah dapat dikatakan sebagai
satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi.
Disamping itu, metode ini juga paling efektif dalam mengatasi kelangkaan
literature atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan daya paham
siswa.[10]
6. Zuhairini dkk., mendefinisikan bahwa metode ceramah “adalah suatu
metode di dalam pendidikan dimana cara penyampaian materi-materi pelajaran
kepada anak didik dilakukan dengan cara penerangan dan penuturan secara lisan”.[11]Metode
ceramah ialah suatu metode di dalam pendidikan dimana cara menyampaikan
pengertian-pengertian materi kepada anak didik dengan jalan penerangan dan
penuturan secara lisan. Untuk penjelasan uraiannya, guru dapat mempergunakan
alat-alat Bantu mengajar yang lain, misalnya: gambar-gambar, peta, denah, dan
alat peraga lainnya.[12]Metode
ceramah dapat diartikan sebagai suatu metode di dalam proses belajar mengajar,
dimana cara menyampaikan materi pelajaran kepada anak didik adalah dengan
penuturan/lisan.[13]Metode
ceramah adalah teknik penyampaian pesan pengajaran yang sudah lazim dipakai
oleh para guru di sekolah. Ceramah diartikan sebagai suatu cara penyampaian
bahan secara lisan oleh guru dimuka kelas. Para murid sebagai penerima pesan,
mendengarkan, memeprhatikan, dan mencatat keterangan-keterangan guru bilamana
diperlukan.[14]
Jadi metode ceramah
adalah salah satu cara dalam proses belajar mengajar yang dilakukan oleh
seorang guru kepada siswa dengan menggunakan lisan dalam menyampaikan suatu materi
pembelajaran.
B. Kelemahan & Kelebihan Metode Ceramah dalam Pembelajaran
Adapun
kelemahan metode ceramah adalah sebagai berikut:
a.
Membuat siswa
pasif
b.
Mengandung
unsur paksaan kepada siswa
c.
Mengandung daya
kritis siswa
d.
Guru
menyimpulkan bahwa siswa mengerti dan tertarik pada ceramahnya, ini sukar
sekali di terima
e.
Anak didik yang
lebih tanggap dari sisi visual akan menjadi rugi dan anak didik yang lebih
tangap auditifnya dapat lebih besar menerimanya
f.
Sukar
mengontrol sejauh mana pemerolehan belajar anak didik
g.
Kegiatan
pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata)
h.
Bila terlalu
lama membosankan
Kelemahan
menurut Hisyam adalah sebagai berikut:
a.
Membosankan
b.
Siswa tidak
aktif
c.
Informasi hanya
satu arah
d.
Feed
back relatif rendah
e.
Menggurui dan
melelahkan
f.
Kurang melekat
pada ingatan siswa
g.
Kurang
tekendali, baik waktu maupun materi
h.
Monoton
i.
Tidak
mengembangkan kreatifitas siswa
j.
Menjadikan
siswa hanya sebagai objek didik
k.
Tidak
merangsang siswa untuk membaca.[15]
Kelemahan
metode ceramah menurut Basyiruddin Usman adalah sebagai berikut:
a.
Guru sering
kali mengalami kesulitan dalam mengukur pemahaman siswa sampai sejauhmana
pemahaman mereka tentang materi yang diceramahkan.
b.
Siswa cenderung
bersifat pasif dan sering keliru dalam menyimpulkan penjelasan guru.
c.
Bilamana guru
menyampaikan bahan sebanyak-banyaknya dalam tempo yang terbatas, menimbulkan
kesan pemaksaan terhadap kemampuan siswa.
d.
Cenderung
membosankan dan perhatian siswa berkurang, karena guru kurang memperhatikan
factor-faktor psikologis siswa, sehingga bahan yang dijelaskan menjadi kabur.[16]
Beberapa
kelemahan yang lain diantaranya adalah:
a.
Dalam pengajaran
yang dilakukan dengan metode ceramah, perhatian siswa terpusat pada guru
dan guru dianggap murid selalu benar.
b.
Pada metode
ceramah ada unsur paksaan, karena guru berbicara (aktif) sedangkan murid hanya
mendengar, melihat, dan mengutip apa yang dibicarakan guru.[17]
Setiap
teknik tidak lepas dari kelemahan. Begitu juga ceramah ini memiliki kelemahan
pula, sehingga bagaimana solusi penggunaan teknik ceramah sehingga lebih
berdaya guna dan berhasil guna. Kemungkinan usaha mengatasi kelemahan itu bisa
dirumuskan demikian: “Selama guru melakukan ceramah, guru perlu mengajukan
pertanyaan-pertanyaan. Tujuannya untuk meneliti apakah siswa telah mampu dan
menguasai pengretian dari setiap pokok persoalan yang telah diuraikan oleh
guru, dan untuk meneliti apakah perhatian siswa masih pada uraian pelajarannya,
atau dapat membangkitkan perhatian siswa kembali pada pelajaran itu”.
Adapun
keunggulan metode ceramah adalah:
a.
Praktis dari
sisi persiapan dan media yang digunakan
b.
Efisien dari
sisi waktu dan biaya
c.
Dapat
menyampaikan materi yang banyak
d.
Mendorong dosen
menguasai materi
e.
Lebih mudah
mengontrol kelas
f.
Siswa tidak
perlu persiapan
g.
Siswa dapat
langsung menerima ilmu pengetahuan[18]Salah
satu kelebihan metode ceramah ialah suasana kelas berjalan dengan tenang.
Keunggulan
metode ceramah menurut Basyiruddin Usman ialah sebagi berikut:
a.
Penggunaan
waktu yang efisien dan pesan yang disampaikan dapat sebanyak-banyaknya.
b.
Pengorganisasian
kelas lebih sederhana, dan tidak diperlukan pengelompokan siswa secara khusus.
c.
Dapat
memberikan motivasi dan dorongan terhadap siswa dalam belajar
d.
Fleksibel dalam
penggunaan waktu dan bahan, jika bahan banyak sedangkan waktu terbatas dapat
dibicarakan pokok-pokok permasalahannya saja, sedangkan bila materi sedikit
sedangkan waktu masih panjang, dapat dijelaskan lebih mendetail.
C.
Pelaksanaan Metode Ceramah
Dalam
metode ceramah ini murid duduk, melihat, dan mendengarkan serta percaya bahwa
apa yang diceramahkan guru itu adalah benar, murid mengutip ikhtisar ceramah
semampu murid itu sendiri dan menghafalnya tanpa ada penyelidikan lebih lanjut
oleh guru yang bersangkutan.[19]Pelaksanaan
ceramah yang wajar terletak dalam pemberian fakta atau pendapat dalam waktu
yang singkat kepada jumlah pendengar yang besar dan apabila cara lain tidak mungkin
ditempuh, misalnya: karena tidak adanya bahan bacaan dan untuk menyimpulkan dan
memperkenalkan sesuatu yang baru.
Metode
ceramah adalah metode dengan memberikan penjelasan tentang sebuah materi. Biasa
dilakukan didepan beberapa orang peserta didik. Metode ini menggunakan bahasa
lisan. Peserta didik biasanya duduk sambil mendengarkan penjelasan materi
disampaikan pendidik. Metode ini sering digunakan Rasulullah SAW, terutama pada
saat beliau berkhutbah sebelum melaksanakan salat jum’at. Metode ini pernah
dilakukan oleh Rasulullah, ketika turun wahyu yang memerintahkan untuk dakwah
secara terang-terangan : yang artinya : “Menceritakan kepada kami Qutaibat ibn
Sa’id dan Zuhair ibn Haro, berkata, “Menceritakan kepada kami Jarir, dari
‘Abdul Malik ibn ‘Umair, dari Musa ibn Thalhat, dari Abu Hurairah, ia berkata
“Tatkala diturunkan ayat ini : “Dan peringkatkanlah para kerabatmu yang
terdekat (Q.S. Al-Syu’ara: 214), maka Rasulullah SAW memanggil orang-orang
Quraisy. Setelah mereka bekumpul, Rasulullah SAW berbicara secara umum dan
khusus. Beliau bersabda, “Wahai Bani Ka’ab ibn Luaiy, selamatkanlah diri kalian
dari neraka! Wahai Bani Murrat ibn Ka’ab, selamatkanlah diri kalian dari neraka
! Wahai Bani ‘Abdi Syams, selamatkanlah diri kalian dari neraka ! Wahabi Bani
‘Abdi Manaf, selamatkanlah diri kalian dari neraka ! Wahai Bani Hasyim,
selamatkanlah diri kalian dari neraka ! Wahai Bani Abdul Muthalib,
selamatkanlah diri kalian dari neraka ! Wahai Fatimat, selamatkanlah dirimu
dari neraka ! Karena aku tidak kuasa menolak sedikitpun siksaan Allah terhadap
kalian. Aku hanya punya hubungan kekeluargaan dengan kalian yang akan aku
sambung dengan sungguh-sungguh”. (H.R. Muslim).
Metode
ceramah sifatnya lebih monolog, komunikasi satu arah kurang mengaktifkan logika
lawan bicara. Karenanya, metode ini hendaknya dibarengi dengan metode lainnya
agar lebih hidup, dan memiliki nilai lebih dalam upaya penyampaian informasi
kepada peserta didik. Pengajaran dengan metode ceramah adalah memulai suatu
pembicaraan dengan suatu ikhtisar ringkas tentang pokok-pokok yang akan
diuraikan lalu menyusul penguraian dan penjelasan pokok-pokok yang penting
dalam pembicaraan. Penggunaan metode ceramah dalam Pendidikan Agama, hampir
semua bahan/materi Pendidikan Agama dapat mempergunakan metode ini, baik yang
menyangkut masalah Aqidah, Syari’ah maupun Akhlak. Hanya saja
pelaksanaannya/penerapannya harus dilengkapi dengan metode-metode lain yang
sesuai.[20]Metode ini wajar dan dapat digunakan dalam hal-hal sebagai berikut:
a.
Bahan pelajaran yang
akan disampaikan cukup banyak sementara waktu yang tersedia sangat terbatas.
b.
Guru seorang pembicara
yang baik yang memikat serta antusias.
c.
Guru akan merangkum
pokok penting pelajaran yang telah dipelajari, sehingga siswa diharapkan bisa
memahami dan mengerti secara menyeluruh.
d.
Guru memperkenalkan
pokok pelajaran yang baru dan menghubungkannya terhadap pelajaran yang telah
lalu (Asosiasi).
e.
Jumlah siswa terlalu
banyak sehingga bahan pelajaran sulit disampaikan melalui metode ini.
Langkah-langkah
penerapan metode ceramah
Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam mengaplikasikan metode
ceramah adalah sebagai berikut:
a. Langkah Persiapan
Persiapan yang dimaksud
disini adalah menjelaskan kepada siswa tentang tujuan pelajaran dan pokok-pokok
masalah yang akan dibahas dalam pelajaran tersebut. Disamping itu, guru
memperbanyak bahan appersepsi untuk membantu mereka memahami pelajaran yang
akan disajikan.
b. Langkah Penyajian
Pada tahap ini guru menyajikan bahan yang berkenaan dengan pokok-pokok
masalah.
c. Langkah Generalisasi
Dalam hal ini unsur
yang sama dan berlainan dihimpun untuk mendapatkan kesimpulan-kesimpulan
mengenai pokok-pokok masalah.
d. Langkah Aplikasi Penggunan
Pada langkah ini
kesimpulan yang diperoleh digunakan dalam berbagai situasi sehingga nyata makna
kesimpulan itu. Namun perlu diketahui juga bahwa untuk menggunakan metode
ceramah secara murni itu sukar, maka dalam pelaksanaannya perlu menaruh
perhatian untuk mengkombinasikan dengan teknik-teknik penyajian lain sehingga
proses belajar mengajar yang dilaksanakan dapat berlangsung dengan intensif.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Metode ceramah merupakan metode mengajar yang
paling banyak digunakan, hal ini mungkin dianggap oleh guru sebagai metode
mengajar yang paling mudah dilaksanakan. Kalau bahan pelajaran dikuasai dan
sudah ditentukan urutan penyamapainnya, guru tinggal menyajikannya didepan
kelas. Siswa-siswa memperhatikan guru berbicara, mencoba menangkap apa isinya
dan membuat catatan. Langkah-langkah penerapan metode ceramah:
a. Langkah Persiapan
b. Langkah Penyajian
c. Langkah Generalisasi
d. Langkah Aplikasi Penggunan
DAFTAR PUSTAKA
Arif
Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Ciputat Pers.
Jakarta, 2002
Ahmad Tafsir, Metodologi
Pengajaran Agama Islam, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2003, cet
ke-7
Tengku
Zahara Djafar, Kontribusi Strategi Pembelajaran Terhadap Hasil
Pe,Belajaran Terhadap Hasil Belajar, Padang: Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Padang, 2001
Fatmawati, Perbedaan
Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Menggunakan Metode Inquiry Dan Discovery Di
Kelas IV SD Kota Padang, Pedagogi Jurnal Ilmu Pendidikan Vol. III No 2,
Januari 2003
Suryono, dkk, Teknik Belajar Mengajar Dalam CBSA, Cet.
I;Jakarta: Rineka Cipta, 1992
Roestiyah N.K, Strategi Belajar
Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2001
Team Didaktik Metodik, Pengantar Didaktik Metodik Kurikulum PBM,
Cet. V; Jakarta: PT. Grafindo persada, 1995
Baso Intang
Sappaile, Pengaruh Metode Mengajar Dan Ragam Tes Terhadap Hasil Belajar
Matematika Dan Mengontrol Sikap Siswa, Jurnal Pendidikan Dan
Kebudayaan No 056 Tahun ke-11, September 2005
Abin
Syamsudi Makmun, Psikologi Kependidikan Perangkat System Pengajaran
Modul, Bandung: PT. Rosda Karya, 2003, cet. Ke-6
MuhibbinSyah, Psikologi
Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: Rosda Karya, 2002
Armai Arief, MA., Pengantar
Ilmu Dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pers, 2002
Zuhairini, Abdul Ghofir, Dan Slamet
As. Yusuf., Metodik Khusus Pendidikan Agama Dilengkapi Dengan Sistim
Modul Dan Permainan Simulasi, Surabaya: Biro Ilmiah Fakultas IAIN
Sunan Ampel Malang, 1981
M. Basyiruddin Usman, MPd., Metodologi Pembelajaran Agama
Islam, Jakarta: Ciputat Pers, 2002, cet I
Hisyam Zaini, et.al., Strategi Pembelajaran Aktif Di
Perguruan Tinggi, Yogyakarta: CTSD, 2001, cet. I
Zakiah Darajat, dkk., Metodik
Khusus Pengjaran Agama Islam, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2001, cet. Ke-2
Zakiah Darajat, Metodik Khusus
Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001, cet. Ke2
[1]Arif Armai. 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam.
Ciputat Pers. Jakarta. Hal. 136
[2] Ahmad
Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, 2003), cet ke-7, h. 33
[3]
Tengku Zahara Djafar, Kontribusi Strategi Pembelajaran Terhadap Hasil
Pe,Belajaran Terhadap Hasil Belajar, (Padang: Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Padang, 2001), h.71
[4]
Fatmawati, Perbedaan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Menggunakan
Metode Inquiry Dan Discovery Di Kelas IV SD Kota Padang, Pedagogi Jurnal Ilmu
Pendidikan Vol. III No 2, Januari 2003, h. 129
[7]Team Didaktik Metodik, Pengantar Didaktik Metodik Kurikulum PBM,
(Cet. V; Jakarta: PT. Grafindo persada, 1995), h. 39
[8]
Baso Intang Sappaile, Pengaruh Metode Mengajar Dan Ragam Tes Terhadap
Hasil Belajar Matematika Dan Mengontrol Sikap Siswa, Jurnal Pendidikan Dan
Kebudayaan No 056 Tahun ke-11, September 2005, h. 674
[9]
Abin Syamsudi Makmun, Psikologi Kependidikan Perangkat System Pengajaran
Modul, (Bandung: PT. Rosda Karya, 2003), cet. Ke-6
[10] Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan
Baru, (Bandung: Rosda Karya, 2002), h. 203
[11] Armai Arief,
MA., Pengantar Ilmu Dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat
Pers, 2002), cet. I, h. 135-136
[12] Zuhairini,
Abdul Ghofir, Dan Slamet As. Yusuf., Metodik Khusus Pendidikan Agama
Dilengkapi Dengan Sistim Modul Dan Permainan Simulasi, (Surabaya: Biro
Ilmiah Fakultas IAIN Sunan Ampel Malang, 1981), h. 83
[13] Op. cit., h. 140
[14] M. Basyiruddin Usman, MPd., Metodologi Pembelajaran Agama
Islam,(Jakarta: Ciputat Pers, 2002), cet I, h. 34
[15] Hisyam Zaini, et.al., Strategi Pembelajaran Aktif Di
Perguruan Tinggi, (Yogyakarta: CTSD, 2001), cet. I, h. 86. Kelemahan
lainnya adalah: Metode ini adalah “one way communication” atau komunikasi satu
arah, sehingga siswa kurang aktif (bahkan sering tidak aktif sama sekali).
Siswa cenderung bosan jika guru menggunakan metode ini dalam jangka waktu yang
terlalu lama. Kreativitas siswa cenderung tak terasah. Mengandung unsur paksaan
kepada siswa. Menghalangi daya kritis siswa. Anak didik yang lebih tanggap daya
visualnya dirugikan dengan metode ini. Kontrol terhadap kemajuan siswa sangat
sulit dilakukan. Kegiatan pengajaran hanya berbentuk verbalisme dari guru.
Kelemahan metode ceramah menurut Armai Arief antara lain adalah interaksi
cenderung bersifat teacher centred, verbalisme, guru lebih aktif,
sedangkan murid lebih pasif. Armai Arief, MA., ibid, h. 145
[16] M. Basyiruddin
Usman, MPd., op.cit., h. 35
[17] Zakiah
Darajat, dkk., Metodik Khusus Pengjaran Agama Islam, (Jakarta\: PT
Bumi Aksara, 2001), cet. Ke-2, h. 289-290
[18] Hisyam Zaini,
op. cit., h. 220
[19] Zakiah
Darajat, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2001), cet. Ke2, h. 289
[20] Zuhairini,
Abdul Ghofir, Dan Slamet As. Yusuf., op.cit., h. 85-86
0 komentar:
Posting Komentar